26 November 2008

Ubah DPT, KPU Kian Sulit Dipercaya

INILAH.COM, Jakarta - KPU mengubah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2009. Hal ini dinilai melanggar UU 10/2008. Dikhawatirkan hal tersebut akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara pemilu itu.
KPU sebelumnya pada 24 Oktober 2008 menetapkan jumlah DPT 170.022.239 jiwa tanpa Papua Barat dan pemilih luar negeri. Lalu pada 24 November diubah menjadi 171.068.677 jiwa, sudah termasuk Papua Barat dan pemilih luar negeri.
"Jika sekarang mulai tergerus, yang kita khawatirkan tingkat kepercayaan publik semakin menurun," ujar Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti kepada INILAH.COM, Jakarta, Selasa (25/11).
Pelanggaran KPU itu, lanjut Rangkuti, jelas sangat berbahaya. Sebab akan berpengaruh pada penghitungan suara dan rekapitulasi yang pada akhirnya mempengaruhi seluruh proses tahapan pemilu. Apalagi KPU tidak memberikan penjelasan hukum terkait perubahan DPT tersebut.
"KPU harus mengumumkan secara luas kenapa DPT berubah, kenapa bertambah atau berkurang," ujar mantan Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) ini.
Atas pelanggaran tersebut, tambah Rangkuti, pihaknya akan meminta Bawaslu melakukan investigasi. Bawaslu juga harus menindaklanjuti investigasi itu dengan menyatakankan bahwa anggota KPU memang bersalah.
"Dalam pasal 240 UU 10/2008 disebutkan Bawaslu melakukan pengawasan. Pengawasan itu adalah meneliti," pungkas Rangkuti.[jib/sss]

20 November 2008

Gus Dur: Coba Tangkap Saya!

INILAH.COM, Jakarta Ketua Dewan Syuro DPP PKB versi MLB Parung Abdurrahman Wahid tidak merasa takut dengan adanya ancaman pidana atas seruan golput yang diampaikannya. Ia bahkan menantang aparat untuk menangkapnya.
Menurut Gus Dur, ia tidak merasa gentar dengan adanya ancaman pidana dalam UU Pemilu No 10/2008. Sehingga, ia tetap akan menyerukan seluruh DPW, DPC, dan DPAC PKB untuk memboikot Pemilu 2009, dengan tidak mendaftarkan caleg ke KPU setempat dan tidak berkampanye untuk siapapun.
"Tangkap saya. Pusing-pusing amat. Saya tunggu ditangkap, sampai sekarang nggak ditangkap. Berarti sana yang takut di sini. Saya pingin tahu, kalau nggak meletus Indonesia ini," ujarnya, saat menggelar konferensi pers, di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (19/11).
Gus Dur menyebutkan, caleg PKB yang tetap ikut serta dalam pemilu, tidak akan mendapatkan SK darinya. Sedangkan pengurus PKB yang tidak ikut serta dalam pemilu akan mendapatkan SK darinya.
Dalam pasal 287 UU Pemilu No 10/2008 menyebutkan:"Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dan atau menghalangi seseorang yang akan melakukan haknya untuk memilih atau melakukan kegiatan yang menimbulkan gangguan ketertiban dan ketenteraman pelaksanaan pemungutan suara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 24 bulan dan denda paling sedikit Rp 6 juta dan paling banyak Rp 24 juta." [nuz]

14 November 2008

Ramai-ramai Perebutkan Gus Dur

INILAH.COM, Jakarta KH Abdurrahman Wahid ternyata masih jadi magnit bagi politisi nasional. Menjelang Pemilu 2009, tak sedikit yang 'sowan' kepadanya. Terakhir, Prabowo Subianto yang minta restu kepadanya dalam pertemuan berbalut silaturahim.
Prabowo, mantan tentara yang bakal diusung Partai Gerindra pada Pemilihan Presiden 2009, bukan orang pertama yang mengunjungi Ketua Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. Sebelumnya sudah pernah berkunjung Yusril Ihza Mahendra, Soetrisno Bachir, dan Rizal Ramli.
Meski terpinggirkan di PKB pimpinan Muhaimin Iskandar, Gus Dur masih dipandang oleh politisi nasional yang berkeinginan menjadi capres 2009. Ada yang membalutnya dengan silaturahim, tapi gampang dibaca publik sebagai minta restu kepada cucu pendiri NU tersebut, KH Hasyim Asyari itu.
Kondisi ini mengingatkan banyak orang kepada Pemilu 2004 lalu. Saat itu, Gus Dur juga menjadi rebutan kontestan pilpres 2004. Di putaran pertama, pasangan Wiranto-Shalahuddin Wahid berhasil menggaet kyai asal Ciganjur tersebut sebagai 'model iklan' di iklan politik Wiranto-Wahid.
Karena, calon yang didukung Gus Dur kalah, pasangan yang tampil di putaran kedua juga tak kalah sibuk untuk merebut restu dan dukungan Gus Dur. Dalam perebutan tersebut, pasangan SBY-JK yang mendapat dukungan dari Gus Dur. Bisa jadi, Gus Dur terpaksa memberikannya karena permusuhan politiknya dengan Megawati Soekarnoputri saat itu.
Menurut Wakil Sekretaris Dewan Syura DPP PKB kubu Gus Dur, Annisa Mahfudz, kondisi tersebut membuktikan bahwa di lapangan Gus Dur masih kuat. "Ini bukti Gus Dur masih kuat di lapangan," katanya kepada INILAH.COM, Kamis (13/11) di Jakarta.
Kondisi ini, menegaskan bahwa bukannya Gus Dur yang butuh PKB, namun PKB yang butuh Gus Dur. "Di grassroot itu ikut dan melihat Gus Dur," tegasnya. Menurut dia, jika pun Muhaimin mencalonkan diri sebagai presiden, hal tersebut akan sia-sia belaka karena tidak ada gerbong yang signifikan.
Sementara pengamat politik dari Univesitas Indonesia (UI) Arbi Sanit, mengatakan kehadiran elit kepada Gus Dur hanyalah khayalan elit yang kebelet untuk menjadi calon presiden pada 2009 mendatang. "Itu hanya khayalan elit yang ingin menjadi presiden 2009 mendatang," katanya.
Dalam konteks ini, Arbi menilai, kehadiran elit politik ke Gus Dur terkait dengan ketokohan yang disandang Gus Dur dan kepemilikan pendukung fanatik. "Gus Dur adalah tokoh, punya pendukung setia yang masih banyak," kata Arbi. Kondisi ini didukung dengan tradisi politik Indonesia yang masih paternalistik dan primordialsime yang ditentukan oleh ketokohan seseorang.
Menurut Arbi, harapan elit bertemu dan meminta restu Gus Dur setidaknya dua hal yang diinginkan, yaitu suport pendukung setia Gus Dur serta dukungan yang bersifat nuansa mereka yang memberi hormat dan kagum kepada Gus Dur. "Meski Gus Dur tidak sama sekali menyerukan kepada para pendukungnya untuk memilih si A atau si B," katanya.
Arbi menilai, saat ini secara politik pendukung fanatik Gus Dur tidak diketahui pasti. Namun jika merujuk dukungan dalam pilkada Jatim pada kandidat yang diusung Gus Dur yaitu Achmadi, hanya mendapat 8,2%. "Secara riil itulah pendukung Gus Dur," katanya.
Dalam polling calon presiden, Gus Dur juga menduduki di bawah 5%. Survei Lembaga Survei Nusantara (LSN) September lalu, misalnya, Gus Dur bahkan hanya mendapatkan dukungan 1,3% jika pilpres dilaksanakan saat pelaksanan survei.
Sementara di tempat terpisah Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (Laksnu) Gugus Joko Waskito menegaskan posisi Gus Dur bukan masih kuat, tapi memiliki basis massa tersendiri. "Apapun kekurangan Gus Dur saat ini, pengikutnya masih banyak di akar rumput," katanya Kamis (13/11).
Terkait sowan para capres ke Gus Dur, ia menilai faktor pemberitaan dari media bagi tokoh yang sowan ke Gus Dur menjadi hal penting bagi sang calon. "Selain juga, para capres ingin mendapatkan simpati dari pendukung Gus Dur," ujarnya. Dengan tidak dilibatkan Gus Dur dalam struktur PKB, menjadi poin bagi capres untuk berebut simpati ke Gus Dur dan para pendukungnya. [I4]

03 November 2008

Gallery

Klik di sini untuk melihat foto-foto

Anekdot

Tanya Jawab dengan Gus Dur




Cerita dari Gus Dur Waktu Jalan-jalan.

Ditulis oleh Mohamad Misbah, SH, Senin, 05 Mei 2008 17:08


Cerita dari Gus Dur, Bill Clinton, dan Jacques Chirac Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI - 01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong..., emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya. Tidak lama kemudian presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata : "Wah kita sedang berada di atas New York!" Presiden Indonesia (Gus Dur) : "Lho kok bisa tau sih?" "Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya. Nggak mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. "Tau nggak...? kita sedang berada di atas kota Paris !!!", katanya dengan sombongnya. Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau juga?" "Itu.. menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut. Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat... "Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!", teriak Gus Dur. "Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac dengan nada heran karena mereka semua tahu kalau Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat. Jawab Gus Dur "Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus Dur kalem...........